Ketika Kita Takut Jatuh CintaPada artikel sebelumnya (link) KALM sudah membahas apa itu philophobia serta penyebab dan dampak philophobia kepada seseorang. Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya, apabila philophobia seseorang disebabkan oleh trauma seperti S, maka pendampingan profesional sangat dibutuhkan. Hal ini karena hal tersebut dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan gejala kecemasan, depresi, hingga keinginan untuk bunuh diri.Note: Apabila KALMers ingin memerlukan pendampingan konseling profesional, KALMers bisa mencoba untuk menggunakan aplikasi KALM (download disini) dimana KALMers akan dipasangkan dengan salah satu dari 200+ konselor dan psikolog profesional yang bisa membantumu mengatasi masalah yang kamu hadapi.Namun, apabila rasa takut jatuh cinta itu bukan dikarenakan oleh trauma, ada beberapa cara yang KALMers dapat lakukan sendiri untuk membantu mengurangi rasa takut jatuh cinta yang kamu alami.Tips Supaya TidakLagi Takut Jatuh Cinta
1. Belajar Dari Masa Lalu
Jika KALMers, pernah mengalami Putus Cinta hal ini tentunya diluar dari konteks Trauma Masa Kecil. Maka cobalah menjadi pribadi yang bisa menerima kegagalan masa lalu dan belajar dari kejadian tersebut. Misalnya, jika hubungan romantis KALMers pernah gagal karena ada rasa ketidakterbukaan maka cobalah untuk menjadi lebih terbuka dan tumbuhkan rasa pengertian pada hubungan yang selanjutnya.Tips: KALMers tidak yakin cara mengidentifikasi alasan gagalnya hubungan tersebut? Atau tidak tahu cara berubah dari kebiasaan negatif tersebut? Bahkan setelah mencoba bertanya kepada teman dan keluarga? Kenapa tidak coba ngobrol dengan salah satu Kalmselor KALM?2. Cari Cara Pandang Berbeda
Sebegai manusia, kita bisa melatih diri untuk memandang sebuah permasalahan dengan sudut pandang berbeda. Buatlah suasana menjadi lebih positif dan jalin komunikasi yang baik. Misalnya ketika akan memulai sebuah hubungan kembali, buang jauh jauh pikiran negatif seperti, Pasanganku mungkin tidak benarbenar mencintaiku, atau langsung beranggapan sewaktuwaktu pasangan akan meninggalkan KALMers karena menganggap dirimu sudah tidak menarik lagi. Pikiran-pikiran semacam ini harus dinetralisir segera dengan mencoba untuk melihat dari sudut pandang yang lain.Bukannya pasangan kita mungkin tidak mencintai diri kita, tapi memang kitalah yang paling harus mencintai diri kita sendiri. Bukannya pasangan bisa tiba-tiba meninggalkan kita tapi bagaimana kita bisa bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan independen.3.Tenangkan Diri Sendiri
Seorang Philophobia akan merasakan kegelisahan yang berlebihan (anxiety attack) apabila ia merasakan jatuh cinta. Hal yang harus dilakukan apabila KALMers mengalami hal ini adalah metode bicara pada diri sendiri dan memprogram pikiran dengan afirmasi positif.Note: Ketika serangan panik datang, KALMers bisa mengatakan pada diri sendiri, Saat ini aku sedang merasa panik. Tapi ini tidak apa-apa. Rasa panik ini akan berlalu. Aku hanya perlu menerima dan menunggu rasa panik itu berlalu. Setelah itu aku akan tidak apa-apa4. Belajar Berhenti Menyesali Masa Lalu
Lakukan sesuatu dengan mencoba untuk move on dari apa yang telah terjadi. Memang kita tidak bisa merubah masa lalu. Namun apa yang kita punya adalah hari ini dan hari esok. Terima apa yang sudah terjadi, pandang kejadian tersebut sebagai kesempatan untuk belajar menjadi lebih baik. Bertanggung jawablah pada diri sendiri untuk membuat diri bahagia dan lebih berarti.5. Mintalah Tuhan Untuk Mengubah Cara Pandang Pada Cinta
Sebagai manusia biasa kita tidak dapat mengingkari akan hadirnya perasaan sakit dan bahagia, sedih dan cinta. Libatkan Tuhan agar KALMers bisa merubah cara pandang tentang cinta dari negatif menjadi positif.Semoga cara-cara yang KALM berikan bisa membantu KALMers mengatasi rasa takut jatuh cinta yang KALMers rasakan!Penulis: Kalmselor Dwi Surya Purwanti, M. Psi., Psikolog(Kalmselors Code:DWI-888)Note: Kamu bisa konseling dengan Kalmselor Dwi lewat aplikasiKALMdan menggunakan Kalmselors Code: DWI-888Editor: Lukas LimanjayaDaftar PustakaAtkinson, dkk. (2005).
Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Meva Nareza. (2020).
Terapi Kognitif Perilaku untuk Menangani Berbagai Masalah Psikologis. Di akses pada hari Kamis pada tanggal 10 Desember 2020 dari
https://www.alodokter.com/terapi-kognitif-perilaku-untuk-menangani-berbagai-masalah.
Yan Nurindra. (2013).
Forgiveness Therapy : Teknik Yang Dapat Diterapkan Di Berbagai Kasus. Di akses pada hari Kamis pada tanggal 10 Desember 2020 dari
https://www.hipnotis.net/forgiveness-therapy-teknik-yang-dapat-diterapkan-di berbagaikasus/#:~:text=Forgiveness%20Therapy%20dapat%20diartikan%20sebagai%20terapi%20pengampunan.&text=Pengampunan%20terhadap%20pihak%2Dpihak%20yang,berbuat%20kesalahan%20terhadap%20diri%20klien.