E adalah siswa SMA sering memenangkan berbagai perlombaan dan dibangga-banggakan oleh para guru. Pada awalnya teman-teman E selalu mendukung dan ikut senang akan keberhasilan E. Namun mereka mulai berubah semenjak memasuki kelas 2 SMA. Teman-teman E sepertinya mulai menjadi cemburu dan iri atas keberhasilan E. Ucapan-ucapan yang merendahkan dan melukai perasaan pun mulai dilontarkan. Padahal, E sebenarnya selalu mengajak mereka untuk ikut berpartisipasi tapi mereka malah mengatakan, mentang-mentang selalu menang!Apakah KALMers pernah merasakan hal-hal seperti E dan bingung apa yang sebenarnya sedang terjadi?Apa Itu Mentalitas Kepiting?
Dilansir dari situsPsychology Today, mentalitas kepiting (crab mentality), atau yang disebut juga "sindrom kepiting dalam ember" merupakan istilah yang menggambarkan perilaku sekumpulan kepiting di dalam ember. Di mana jika ada satu kepiting yang berusaha keluar, kepiting lain di sekitarnya akan menarik kepiting tadi agar tidak bisa keluar dari ember tersebut. Perilaku alamiah kepiting yang "menahan" kepiting lain lalu dipadankan dengan istilah mentalitas kepiting.Mentalitas kepiting menjelaskan tentang perilaku seseorang yang ingin mematahkan semangat orang lain dalam menggapai kesuksesan. Lebih lanjut dipaparkan bahwa, seseorang dengan mentalitas ini akan mencoba menghalangi orang lain yang hidupnya sedang menuju keberhasilan.Mentalitas ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti cemburu, malu, dendam, harga diri yang rendah, takut, hingga sifat kompetitif. Ketika orang-orang dengan mentalitas kepiting melihat orang lain di sekitar mereka maju daripada dirinya sendiri, mereka secara tidak sadar atau bahkan secara sadar, akan menjangkau dengan tujuan untuk menghentikan mereka. Dari sinilah muncul anggapan bagi orang berkarakter mentalitas kepiting, yaitu "jika aku tidak bisa, maka kamu juga tidak".Tips Cara Mengatasinya
Lalu apa yang bisa dilakukan ketika kita sedang merasa ditarik oleh kepiting-kepiting untuk kembali lagi ke bawah ember? Ini adalah tips dari KALM:Coba pahami bahwa keinginan mereka untuk menarik KALMers ke level yang sama adalah bentuk dari mekanisme pertahanan. Hal ini pun dapat terjadi ketika anggota keluarga terlihat menentang kemajuan KALMers. Bisa saja mereka sebenarnya khawatir KALMers akan meninggalkan mereka karena kesuksesan tersebut. Oleh karena itu, agar KALMers lebih sadar terhadap sindrom ini, memperdalam kesadaran diri sendiri ternyata diperlukan. Hal ini bertujuan agar dapat berdamai dengan perasaan tersebut dan bisa tetap berada di atas.Tetap gigih dan berjuang, KALMers! Pada saat orang lain merasa tindakan yang KALmers lakukan salah, diri kita sendirilah yang bisa mengetahui apakah itu benar atau tidak. Kegigihan ini bukan berarti kita menolak untuk menerima kritik dan saran. Namun kita tidak perlu menelan semua kritikan itu bulat-bulat, apalagi jika kritik itu dapat menghambat diri sendiri.Setelah berhasil gigih dalam berjuang, kita juga harusterus mengembangkan kemampuan diri sendiri. Biasanya, orang dengan kepercayaan diri yang rendah lebih mudah untuk ditarik ke bawah. Agar rasa percaya diri tersebut meningkat, cobalah untuk menambah nilai pada diri sendiri. Misalnya,mengembangkan hobi baru atau mencoba menguasai kemampuan yang sudah ada. Dengan demikian, KALMers akan menjadi lebih kuat dan tidak rentan untuk kembali ke level yang sama dengan orang-orang yang mencoba menarik KALMers.Tidak ingin orang lain terlihat maju adalah bagian dari sifatmentalitas kepitingyang perlu diperhatikan. Maka dari itu, ketika hal ini dilakukan kepada KALMers,tetap bersemangat saat melakukan yang disukai ternyata penting terus dilakukan. Apabila KALMers memilih cara tertentu dalam menggapai impian, tentu perlu dilakukan secara konsisten, bukan? Jika terlalu sering mengubah metode dan tujuan setiap menerima kritikan dari orang lain, KALMers membuka potensi untuk ditarik kembali ke bawah.Satu hal yang perlu KALMers ingat adalah selalu menimbang dan melakukan saran yang berarti serta sesuai dengan impian sendiri.
Evaluasi Diri Ketika Merasa Gagal
Meniti karier atau menggapai tujuan pasti memiliki hambatan yang mungkin menyebabkan kegagalan, baik di tempat kerja maupun di lingkungan keluarga sendiri. Walaupun demikian, setiap kegagalan selalu ada pelajaran yang dapat diambil. Alih-alih terpuruk dalam kegagalan dan membiarkan orang memengaruhi KALMers, lebih baik kita mengevaluasi diri atas penyebab kegagalan dan pelajari bagaimana bisa menghindarinya ke depan. Dengan begitu, rasa percaya diri mungkin dapat bangkit kembali dan ternyata bisa meningkatkan harga diri di mata orang lain.Kalau kamu masih merasa kesulitan untuk mengatasi teman atau keluarga yang berperilaku sepertini ini, jangan ragu untuk mengkonsultasikannya dengan orang yang kamu percayai. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan salah satu Kalmselor lewat aplikasi
KALM.
Jangan lupa juga membaca artikel-artikel KALM yang lainnya, ya, KALMers! (
link)
Penulis: Kalmselor Dwi Surya Purwanti, M. Psi., Psikolog(Kalmselors Code:DWI-888)Note: Kamu bisa konseling dengan Kalmselor Dwi lewat aplikasiKALMdan menggunakan Kalmselors Code: DWI-888Editor: Lukas LimanjayaDaftar PustakaNabila Azmi. (2020). mentalitas kepiting, Sindrom Psikologis yang Menghambat Orang Lain untuk Sukses. Diakses pada hari Sabtu tanggal 13 Februari 2021 dari https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/crab-mentality-adalah/#gref.