Hati-hati Holiday Season Stress, Jangan Sampai Kamu Mengalaminya!

Description

KALMers, sudah waktunya libur akhir tahun, nih! Apa rencanamu untuk menghabiskan waktu libur akhir tahun ini? Liburan bersama keluarga, hangout bersama teman-teman, atau Me Time di rumah?

Ternyata nggak cuman menyenangkan, liburan juga bisa membuatmu merasa stres, lho! Kok bisa? Simak di artikel ini, ya!

Apa itu Holiday Season Stress?

Seperti namanya, Holiday Season Stress adalah istilah untuk menggambarkan kondisi stres yang dirasakan orang ketika musim liburan, KALMers. Banyak faktor yang menyebabkan perasaan ini muncul, salah satunya ekspektasi liburan yang ideal.

Apakah KALMers masih ingat saat duduk di bangku Sekolah Dasar dulu, guru sering kali memberi tugas untuk membuat essay mengenai aktivitasmu selama liburan. Kalau nggak kemana-mana, bingung juga mau cerita apa. Akhirnya semacam tradisi, liburan harus diisi dengan kegiatan yang menyenangkan. Jika tidak melakukan aktivitas yang menyenangkan akan ada perasaan kurang. Nah, ekspektasi yang tidak tercapai ini ternyata bisa memicu stres, KALMers.

Namun, selain itu masih ada faktor lain yang menyebabkan Holiday Season Stress ini muncul.

Penyebab Lain

1. Terlalu Banyak Aktivitas

Kebalikan dengan penyebab sebelumnya, terlalu banyak hal yang harus dilakukan juga bisa menyebabkan stres selama liburan, lho! Terlalu banyak aktivitas, bahkan jika itu adalah aktivitas yang menyenangkan, dapat berujung pada stres liburan yang membuat kita merasa letih, bukannya senang.

2. Terlalu Banyak Acara Bersama

Liburan adalah waktu dimana keluarga besar cenderung berkumpul. Meskipun ini bisa menjadi hal yang menyenangkan, terlalu sering menghabiskan waktu bersama bisa jadi sangat melelahkan. Sulit bagi anggota keluarga untuk menjaga keseimbangan yang sehat antara ikatan dan waktu sendirian.

3. Kesepian

Hal ini mungkin berlaku bagi orang-orang yang baru saja ditinggalkan orang terdekatnya. Masa liburan akan mengingatkan mereka pada orang-orang yang telah pergi dan membuat mereka merasa kesepian. Begitu juga pada orang-orang yang tidak terlalu dekat dengan keluarganya. Bagi mereka yang lebih mengandalkan teman untuk mendapatkan dukungan dapat merasa sepi dan sendirian.

4. Seasonal Affective Disorder

Percaya nggak kalau cuaca juga bisa mempengaruhi suasana hatimu, KALMers? Yup, tidak hanya terjadi di negara-negara empat musim, Seasonal Affective Disorder juga bisa dirasakan orang Indonesia. Di liburan akhir tahun yang bertepatan dengan musim hujan, cuaca sering kali mendung menyebabkan banyak dari kita menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan. Kurangnya sinar matahari menyebabkan otak memproduksi lebih sedikit serotonin, zat kimia yang terkait dengan jalur otak yang mengatur suasana hati. Akhirnya perasaan stres dan terisolasi bisa saja muncul.

Supaya Nggak Stres Selama Liburan

Nah, untuk mengantisipasi hal-hal di atas, berikut adalah beberapa tips yang dapat kamu coba untuk membantu mengurangi Holiday Season Stress:

1. Pahami Perasaanmu

Jika kamu baru saja kehilangan orang terdekatmu dan tidak bisa bersamanya di liburan kali ini tidak apa-apa. Sadarilah bahwa merasa sedih adalah hal yang wajar. Tidak apa-apa untuk meluangkan waktu untuk menangis atau mengungkapkan perasaanmu. Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk bahagia hanya karena ini musim liburan.

2. Hubungi Teman

Jika kamu merasa kesepian atau terisolasi, carilah teman atau bergabung ke komunitas tertentu. Liburan adalah saatnya kamu bisa melakukan hal yang kamu suka. Banyak komunitas yang membuka keanggotaan selama musim liburan. Jadi jangan ragu untuk bergabung dengan mereka. Jika merasa stres, kamu juga bisa sesekali berbicara dengan teman atau anggota keluarga tentang kekhawatiranmu.

3. Realistis

Ingatlah bahwa liburanmu tidak harus sempurna atau seperti tahun lalu. Keluarga atau teman-temanmu mungkin akan berubah. Tradisi liburan yang biasa dilakukan sebelumnya mungkin juga tidak berlaku untuk tahun ini. Tidak apa-apa. Pilih beberapa aktivitas yang masih mungkin untuk dipertahankan dan terbukalah untuk membuat rencana aktivitas baru. Misalnya, jika kamu sekarang tinggal jauh dari keluarga dan tidak bisa pulang ke rumah, cari cara baru untuk merayakannya, seperti video-call sambil menonton film bersama.

4. Buat Prioritas

Nah, sebelum kamu kewalahan dengan terlalu banyak aktivitas, penting untuk memutuskan tradisi apa yang memberikan dampak paling positif dan menghilangkan aktivitas yang berlebihan. Misalnya, jika kamu biasanya kewalahan karena sibuk membuat kue, berbelanja, mengunjungi kerabat, dan aktivitas lain selama liburan, kamu bisa memeriksa kembali prioritasmu. Pilih beberapa aktivitas favorit saja yang benar-benar ingin kamu lakukan selama liburan.

5. Buat Jadwal dan Rencana

Setelah membuat prioritas, tuliskan dengan jelas rencana liburanmu. Hal ini dapat menunjukkan seberapa mungkin hal tersebut bisa kamu lakukan. Mulailah dengan prioritas tertinggimu, sehingga kamu dapat menghilangkan aktivitas yang kurang penting. Pastikan untuk menjadwalkan aktivitas di alam setiap hari jika memungkinkan. Olahraga dan paparan sinar matahari dapat meningkatkan endorfin dalam tubuh yang membantumu merasa semangat.

Jika kamu sudah merasa kesulitan untuk manajemen stres yang kamu alami, jangan ragu untuk mengkonsultasikan masalahmu dengan Kalmselor di KALM, ya! Nih, beberapa rekomendasi Kalmselor yang bisa kamu pilih:

Tania Jessica (Kode Kalmselor: TAN-757)
Reisha Hermana Maurits (Kode Kalmselor: REI-781)
Annisa Hartono (Kode Kalmselor: ANN-575)

 

Bagaimana menurutmu, KALMers? Semoga artikel ini membantu! Selamat liburan akhir tahun!

Penulis: Rachma Fitria

Editor: Lukas Limanjaya

Sumber:

Scott, E. (2021, January 15). Managing the seemingly inevitable holiday season stress. Verywell Mind: https://www.verywellmind.com/understanding-and-managing-holiday-stress-3145230

Mayo Clinic Staff. (2020, December 11). Stress, depression, and holidays: tips for coping. Mayo Clinic: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/stress/art-20047544

Baca Artikel Lainnya

Temukan topik yang sesuai denganmu

Ikuti update artikel psikologi dari KALM